Minggu, 04 Maret 2018

# dhilaibnulovestory

One step closer, yay !

Assalamu 'alaikum.

Setelah sampai ke Season 7 kisah cinta Dhila dan Ibnu mengudara, alhamdulillah 17 Februari  2018 kemarin tiba juga saatnya Ibnu datang secara resmi membawa kedua orang tuanya menemui keluarga besar saya untuk pertama kalinya 😭😭

Agak was-was sih milih tanggal dekat-dekat imlek karena biasanya kan imlek identik dengan musimnya hujan gede, dan benner aja dong sebulan full itu hampir gak pernah bosen hujan guyurin Makassar 😕. But, lucky me, di hari H nya atas izin Allah cuaca sangat sangat sangat bersahabat, mentari pun ikut menyaksikan momen lamaran kami, padahal sampai H-1 aja hujan gede banget. 

Eh, jadi ingat kata kakak grab yang antar saya ke ke Mall sehari sebelum hari H. Saat itu agak gerimis, dan berhubung yang nyetir cewek jadi sambil ngobrol. Sampai di tujuan ada percakapan singkat.

kakak grab : "dek, saya yakin lancar acarata" 
saya : "aamiin, kenapa kenapa tiba-tiba bilang gitu ki kak? haha" 
kakak grab: "iye, soalnya dari tadi saya nyetir nd ada skali hambatan, bahkan biasanya pas putar balik tadi harusnya kena lampu merah karena saat nyebrang itu hijau, dan di daerah Sam Ratulangi tadi yang harusnya jam segini macet-macetnya malah kosong melempem, saya juga heran haha"
saya : "smoga ya kak, makasih banyak loh kak" 😳

Itu sekilas intermezo aja, intinya do'a dari siapapun jangan lupa di aamiin kan, karena kita tidak akan pernah tahu do'a mana yang menembus langit.




Bersyukur baik keluarga saya maupun keluarga ibnu termasuk keluarga yang gak neko-neko, bukannya mau menghapus adat istiadat ya (kalau di suku saya sendiri sebenarnya harus bawa 12 jenis kue adat, sepasang sarung sutra, baju adat dan lainnya yang saya sendiri kurang begitu paham) tapi benar-benar niat kami melangsungkan acara ini sebagai bentuk silaturahmi antar dua keluarga besar yang belum pernah ketemu sebelumnya. Di tambah lagi jarak yang gak main-main dimana saya, ibnu maupun kedua orang tua kami semuanya berjauhan.


Orang tua ibnu bernomisili di kota Tanjung pinang, tepatnya di Kepulauan Riau. Untuk sampai ke Kota Makassar butuh perjalanan yang gak singkat tentunya. Mereka harus nyebrang dulu ke Kota Batam menggunakan kapal ferry kemudian lanjut perjalanan melalui udara transit di Kota Surabaya dan barulah tiba Kota Makassar.
Ibnu sendiri berangkat pukul 06.00 WIB dari Kota Medan, Kota tempat ia bekerja. Dari medan menggunakan angkutan udara transit di Kota Jakarta dan barulah tiba di Kota Makassar sekitar pukul 19.00 WITA. Lumayan yaah haha.
Dan kalau saya berangkat dari ternate, sebenarnya bentar doang sih, cuma 2 jam naik pesawat, tapi karena cuaca saat itu tidak bersahabat makanya delay sampai 3 jam lamanya, fuhh. 



Makeupnya dari kak @giyarprevia. Harganya cukup terjangkau dan gak perlu cukur alis buat ngerapihin alis. Untuk make up lamaran ini, saya gak pakai bulu mata palsu sama sekali permintaan dari mamanya Ibnu. Sebenarnya pengen sih biar lebih cetar gitu matanya 😜, soalnya mata saya cukup sipit tapi demi permintaan calon mertua akhirnya ga pakai. Untuk resepsi nanti gak tau pakai atau engga, takut kalau gak pakai malah gak manglingi 😂. Baju dan acc nya sendiri dari @rumahpengantinhajarhattamin cucok meong H-1 baru nyewa baju bodonya huft. 



Ini adalah detik-detik penyerahan uang panaik. Catet ya uang panaik itu adalah uang yang di gunakan untuk kebutuhan acara mulai dari sewa gedung, bayar catering, baju pengantin dan lainnya, soalnya orang-orang kadang berkonotasi negatif setiap dengar kata uang panaik. Bahkan saking amazenya "uang panaik" ini, banyak cowok minta putus ataupun gak jadi ngegebet kalau tau cewek itu orang Makassar/Bugis, ini bukan kisah fiktif tapi sudah banyak contoh terlampirnya. Padahal mah setau saya banyak kok daerah/suku yang mengharuskan si cowok membawa "uang panaik" tapi beda-beda aja sebutannya namun biasanya di sebut uang belanja.


Setelah serah terima uang panaik dan pemakaian cincin, dilanjutkan keacara makan-makan. Kali ini menunya gak jauh-jauh, Coto Makassar dan beberapa kue khas makassar seperti Jalangkote dan lainnya. Kemarin sih agak berdebat dikit soal makanan jamuan, saya maunya nasi lauk karena takut keluarga ibnu gak doyan Coto Makassar, tapi kata Bapak saya bagusnya makanan khas Makassar mungkin biar skalian represent our culture kali yaaaa. Dan ternyata bener aja dong, Ibnu sekeluarga gak doyan makan Coto haha, haduu maaf yaaa.


Teman rasa saudara kandung sejak jaman SMP. Kata mama acaranya khusus keluarga saja ga usah sampai undang orang-orang, tapi untuk yang satu ini wajib ada. Ada juga Amon tapi sayang gak sempat foto huhu, makasih ya kalian udah sempatkan hadir di acara sederhana tapi berarti bagi saya ini.


Akhirnya sampai ke foto keluarga. Fotografernya minta saya dan ibnu mengambil posisi di tengah dan orang tua di samping kanan dan kiri, tapi orang tua kami gak mau soalnya kami kan belum resmi wkwk. Akhirnya jadilah posisi foto seperti di atas, selayaknya yang lamaran itu adalah saya dan bapak 😝. Dan tentu saja gak ada foto berduaaaa. Anw, saya itu anak ke 6 dari 6 bersaudara, sementara ibnu anak pertama dari dua bersaudara, jadi sudah sewajarnya lah ya perbedaan umur kedua orangtua kami. 


Makasih yaaa kedua jelmaan malaikat ku atas semua kesabarannya dan selalu berusaha mengabulkan permintaan dhila. Beneran deh, waktu buka foto-foto lamaran ini, baru sadar mereka berdua sudah tak lagi muda 😢, padahal saya masih sering sekali tanpa sengaja berintonasi tinggi saat bicara dengan mereka 😭😭😭.


Dan makasih juga untuk mama dan bapak ibnu yang sudah sangat ramah terhadap keluarga dhila 😢, smoga Allah membalas kebaikan kalian dengan pahala yang berlipat ganda. Makasih juga sudah mau ikhlas punya calon menantu orang Makassar. Kenapa saya bilang seperti itu? Kebanyakan orang tua teman yang domisilinya diluar Pulau Sulawesi (yang saya kenal) tidak mau punya mantu orang makassar, katanya mahal lah, jauh lah, rempong lah adat Makassar dan lainnya. Lucky me, orang tua ibnu tidak seperti itu.


Makasih juga untuk Davi, adek semata wayang abang Ibnu yang sudah menyempatkan waktunya datang. Maaf karena coto tak bisa mengindahkan indra pengecapanmu haha. Semoga tambah soleh dan bisa menular kesolehannya ke abangnya yaa, aamiin.


Makasih juga untuk kak dewi yang udah bantu banyak dan mau repot mengurusi segala hal yang gak bisa dhila jangkau, makasih juga kak rara sudah mau menyempatkan hadir yang pasti sudah meyisihkan waktu kosong yang dhila tau sangat minim dan harus menyeluarkan uang yang tidak sedikit untuk pembelian tiket sekeluarga. Makasih ya kak.

Dan untuk backdrop cantiknya dari @ainydecoration, terima kasih ade yang tak sempat berfoto karena jam terbangnya tinggi haha. Backdrop lucu tapi sangat terjangkau, saking terjangkaunya gak berhenti nanya bener harganya segini? haha.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar