Selasa, 06 Maret 2018

# sharing # thought

Yang berat itu bukan hijrah, tapi istiqomah.

Assalamu 'alaikum.



19 Februari 2018
Sepulang dari kantor seperti biasa, sebelum mandi lenyeh-lenyeh dulu di kasur sambil ngescroll feed teman-teman instagram. Tiba pada satu postingan yang buat saya takjub. Postingan dari seseorang yang saya follow, bukan teman, bukan artis, bukan juga salah satu dari online shop yang masuk dalam list following saya.


Namanya beverly, umurnya mungkin belum sampai kepala dua intinya jauh lebih muda dari saya. Tau akun adek ini dari fitur explore di instagram. Waktu itu postingannya adalah sebuah video dance couple bersama temannya. Pertama kali nonton langsung suka banget, gak nunggu lama saya follow aja akunnya.
Walaupun saya bukan fans fanatic dancer ataupun coreographer, tapi senneng aja lihat videonya bahkan ada video yang saya nonton berulang-ulang.
Ciri khasnya rambut panjang dan berwarna pirang di bagian ujungnya, dan gaya andalannya pakai celana pendek yang semakin nunjukin kaki kenjangnya, jadi gak cuma dancenya aja, tapi style nya pun saya suka.

Lalu suatu hari ada caption di salah satu foto yang dia upload, tulisannya "alhamdulillah"
Sedikit kaget, berhubung namanya Beverly Nawilis jadi gak pernah ngira kalau anak ini seorang muslim.

Beverly gak berhenti buat saya kaget dan takjub.
Beberapa bulan kemudian, dia memutuskan untuk mengenakan hijab. Alhamdulillah.
Tapi, pikir saya waktu itu dia bakal pakai hijab yang stylist seperti kebanyakan selebgram lainnya, apalagi dia seorang anak design di Kampus Esmod (kampus designcita-cita saya huhu), jadi saya pikir taste of fasionnya pasti tetap bagus walaupun sudah berhijab.
Tapi, sekali lagi, di luar ekspektasi saya, ternyata dia tak hanya sekedar berhijab tapi juga berhijrah.

Kenapa saya bilang hijrah?
Karena dia gak kufur dengan perintah Agama. Apa yang dia baca, apa yang dia ketahui, tanpa banyak alasan dia langsung nurut untuk menjalankannya.
Sebagian orang (termasuk saya) kan biasanya berhijab, trus misal dia senang nyanyi, akhirnya nyanyi dengan busana menutup aurat di atas panggung padahal suara itu sendiri adalah aurat.
Tapi adek ini, dia tau kalau ngedance itu ngumbar aurat dan akhirnya dia stop sama sekali padahal itu adalah hobby yang sangat dia senangi dari dulu di tambah lagi waktu itu jaman tenar-tenarnya dia di instagram setelah video dancenya tersebar.

Saya yang mengikuti secara langsung perubahan penampilan beverly yang sangat drastis dalam waktu singkat betul-betul salut. Gimana enggak, dia tumbuh besar di kalangan minoritas muslim, suka ngedance, gak ada paksaan dari keluarganya untuk berhijab, tapi bisa seperti itu.

Lah gue? 

Orang tua berhijab syar'i, 
kakak berhijab syar'i malah ada yang berniqab (serius), 
sahabat juga banyak yang syar'i, tapi gue sendiri gini-gini aja 😭

Udah tahu dari SD kalau nutup aurat itu harus menjulur nutupin dada, udah tahu ini tuh gak boleh itu gak boleh, tapi tetep aja gak nurut, banyak alasan yang gak jelasss. Cobaan orang memang beda-beda ya, ada yang terhalang karena lingkungan sekitar yang gak mendukung, dan ada pula yang udah ada hidayah dimana-mana tapi hatinya membatu (seperti saya 😭).

Mungkin karena malu sendiri, jadinya keinginan untuk mengubah penampilan pun muncul. Tapi sama sekali belum ada keberanian buat mulai.

Akhirnya apa? keesokan harinya dan beberapa hari kemudian gitu-gitu aja, malah nambah lagi beli celana lucu-lucu di online shop. hadehhhh. 😑😑😑

Selang seminggu (kurang lebih) sejak postingan itu, dia ngecapture salah satu postingan dari akun instagram seorang artis, namanya kartikaputri.

Kalau lihat postingan beverly sebelumnya bikin saya mangap beberapa detik, kalau yang ini malah mangap gak berhenti. Bahkan sampai saya mengetik saat ini tiap lihat postingan kartika putri masih mangap dan masih betul-betul takjub. 😫

Kartika putri yang saya tau, badannya selalu di bungkus rapat busana mini hingga kita bisa tau setiap lekuk badannya dan kalau ngomong masya Allah. Waktu itu saya langsung buka youtube dan nyari kisah hijrahnya karena penasaran. Sehabis nonton malah jadi mewek 😭 Masya Allah semoga istiqomah ya kak, aamiin. Tiap hari jadinya selalu menanti postingan mereka berdua ini sebagai charge iman biar gak loyo.

Singkat cerita saya pun bertekad untuk mulai hijrah.
Biar gak terlalu kelihatan perubahannya, saya mulai nyicil dari segi penampilan.
Jadi seminggu pertama saya mutusin buat gak pakai celana lagi, ganti ke rok atau baju terusan. Tapi waktu itu belum pakai kaos kaki dan jibab juga masih di selempangin di atas bahu kanan kiri. Itupun hari jumat harus balik lagi pakai celana gara-gara kehabisan stok rok dan baju terusan.

Akhirnya 27 Februari 2018 malam ngumpulin keberanian.
Dalam hati ngucap sendiri 
"dhil, mau sampai kapan kayak gini? Mau kamu di tikung ke syurga sama orang-orang yang bahkan baru paham agama kemaren sore? Sampai kapan mau ngingkarin perintah Allah?" 
Ya. Saya yakin, saya sudah punya sedikit bekal ilmu dan tau mana yang baik dan mana yang buruk, tebel banget hati saya ini kalau masih aja sampai sekarang gak mau nurut perintah Allah, saat berdoa aja nangis-nangis, Allah nyuruh manjangin jilbab aja ogah-ogahan.

Kita di dunia memang diperintahkan berlomba-lomba dalam kebaikan, dan saya gak mau cuma jadi penonton terus-terusan yang cuma takjub, mangap, merinding melihat perubahan orang tanpa ada  sedikitpun perubahan di diri saya sendiri? Pokoknya ga ada alasan lagi mungkirin !

Besoknya bener aja, semangat yang semalam masih berkobar. Pagi itu mutusin buat beli kaos kaki 6 pasang di pasar, manset tangan, dan beli kain untuk di jahit menjadi baju terusan (dress) maupun rok (kenapa gak beli aja? karena jarang banget nemu yang sesuai selera, jadi pulang dari beli ini itu lanjut ngejahit seharian full sampai habis isya) Hari itu juga jadi hari pertama saya keluar dengan hijab di ulurkan ke dada 😳🙈

Malam senin udah siapin baju dan rok yang akan di pakai selama seminggu kedepan, biar ga ada lagi drama kehabisan rok macam kemaren.

Dan hari ini sudah lebih dari seminggu dengan penampilan baru, Alhamdulillah, bisa istiqomah sampai segini udah bersyukur banget huhu.
Walau kadang ngerasa penampilan kaya guru, atau seperti bu ibuk, dan masih ada ketidak nyaman lainnya. Tapi serius, gak se seram yang saya bayangkan, dan buktinya sampai hari ini saya enjoy saja.

Kalau di tanya Mudah? atau Sulit?
Sejujurnya, kita hanya perlu BERANI untuk memulai 😊

Tidak ada komentar:

Posting Komentar