Minggu, 30 Januari 2011

# poem

Siapa dia?


Makasih ya Allah...
Makasih untuk hujan yang engkau berikan malam ini...
Aku sangat senang
aku senang berlari di tengah hujan deras,
karena, tidak ada seorangpun yang dapat melihatku menangis

Aku senang, tiap tetesannya bisa menyembunyikan tiap tangisan ku
Aku senang, tiap gemuruh yang menyambar ke gendang telinga bisa meredamkan jeritanku
Aku senang, suasana mendung ini bisa menutupi wajahku yang sedang kacau ini

Ku biarkan tubuhku merebah sejenak di antara jajaran rumput yang warnanya tak lagi terlihat jelas di telan malam
Hmmmm.......
freedom
Hujan pun mulai melemah....
Ku biarkan tiap tetesan kecilnya menyentuh pipiku

Ku rentangkan tanganku menyapu setiap deretan rumput,
rasanya ingin ku peluk lagit luas itu.
Kucoba untuk mencuri pandangan ke setiap arah,
Aku hanya melihat langit yang begitu luas, tak berujung...

Tetesan hujan masih tersisa di setiap permukaan rumput ini
Ku biarkan tubuhku merasakan kesejukannya.
Angin malampun tak mau kalah untuk mengajakku bermain

Kupejamkan mata, dan ku hirup dalam setiap hembusan angin yang menerpa wajahku.
Aku anggap itu sapaan hangat dari negeri malam
Mataku masih terpejam, dan kulitku masih setia bermain dengan rerumputan itu.

Cahaya kuning?
Aku terpaku sejenak melihat rembulan itu berwarna kuning, menyala, dan terasa hangat.
Hingga akhirnya ku tersadar, hari telah berganti.
Rupanya, embun malam berhasil menggodaku larut dalam mimpi

Pagi yang indah,
Terlihat sepasang sayap yang selaras beralun membantu si kupu-kupu malang untuk mengitari taman ini
Tangan ini mulai nakal ingin membelai keindahan kupu-kupu itu.
Dan akhirnya, kupu-kupu itu pun meninggalkan ku.
Hmmm, betapa konyolnya diri ini.....

Tinggallah aku sendiri,
kedua tanganku kemudian mencoba untuk membantuku bangkit dari tidurku.
Ku pikir si rumput sedang mengomel dengan bahasa mereka sendiri karena ketindihan badanku
kasihan si rumput.


Mata masih belum 100% melihat jelas.
Kabutpun masih enggan mengizinkanku untuk melihat keindahan taman ini.

Kuputuskan untuk bersandar sejenak di sebuah batang pohon beringin yang masih sejuk di selimuti oleh embun pagi
Kemudian, aku tertunduk,
Tak lama setelah itu, ku rasakan jejak langkah seseorang menghampiriku,
mata ini hanya fokus dengan alunan kaki yang di balut sepatu kets putih yang talinya tidak terikat sempurna

Kupaksakan mata ini untuk melirik ke wajah orang itu, tapi entah mengapa, sangat sulit untuk mengangkat kepalaku.
Tiba-tiba lambaian tangan mengayun tepat di depan ku bermaksud membantuku untuk bangkit
Akhirnya kuraih tangan itu, dan berhasil membuatku berdiri tegak. . .
Kuberanikan untuk mencuri pandangan ke wajah lelaki itu, tiba-tiba ku dengar suara yang tak asing lagi di telingaku

*TIK

ku matikan alarm ku, kuraih ponsel yang masih tergeletak di lantai dan mencoba mencari-cari angka di sudut kanan atas di layarnya.
weewwww,,, 08.00am, gw tellaaaaaaaattttttt.... ada kuliahhhh...
huwaarrggghhh... ku percepat langkahku menuju kamar mandi,
hmmm.. terhnyata hanya mimpi,
Sambil melangkah memasuki kamar mandi itu, senyum tipispun keluar dari bibirku, dan berkata "siapa dia?"

Tidak ada komentar:

Posting Komentar